Senin, 21 Februari 2011

SEJARAH SID

Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.

Daftar isi


Sejarah

Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Nama : Eka Rock Tempat/tgl lahir : Negara, 8 Februari 1975 Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Unud
Nama : Bobby Kool Tempat/tgl lahir : Denpasar, 8 September 1977 Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Univ. Warmadewa Denpasar
Nama : Jerinx Tempat/tgl lahir : Kuta, 10 Februari 1977 Pendidikan : Fakultas Ekonomi, Undiknas Denpasar

Album

Kuta Rock City

Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain beberapa lagu baru, SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album indie mereka tetapi dengan aransemen yang lebih baik dan baru. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakan langkah pertama SID di mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi di kalangan punk.

The Hangover Decade

Album yang dirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.

Black Market Love

Album ketiga ini terkesan lebih dewasa[rujukan?], dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.

Angels & the Outsiders

Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.

Diskografi

Sony-BMG Music Entertainment Indonesia

Rilisan Sendiri

Kompilasi

Video Klip

  • 2002 "White Town” Album “Bad Bad Bad” Director by Outsider Film
  • 2003 "Kuta Rock City” Album ”Kuta Rock City” Director by Rizal Mantovani
  • 2003 "Punk Hari Ini” Album “Kuta Rock City” Director by Ridwan
  • 2004 "Muka Tebal” Album ”The Hangover Decade” Director by Outsider Film
  • 2004 "Rock ‘N Roll Band” Album “The Hangover Decade” Director by Outsider Film
  • 2004 "Disposable Lies” Album “The Hangover Decade” Director by Umum Production
  • 2006 "Bukan Pahlawan” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est Movie
  • 2006 "Black Market Love” Album “Black Market Love” Director by Bob Calabrito
  • 2007 "Menginjak Neraka” Album “Black Market Love” Director by Eric Est. Movie
  • 2007 "Lady Rose” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est. Movie
  • 2007 "Goodbye Whiskey” Album “Black Market Love” Director by Outsider Film
  • 2008, Superman Is Dead Rock-A-Bali Australian Tour 2007, Produksi outSIDer Inc, Format DVD, For Promotional Stuff Not for Sale
  • 2009, "Kuat Kita Bersinar " Album " Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
  • 2009, "Jika Kami Bersama- Featuring Shaggy Dog " Album " Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
  • 2009," Saint Of My Life" Album " Angels and The Outsiders" ,A footage music video from SID American Tour 2009

Award

  • Superman Is Dead "Hot & Freaky People 2003” MTV Trax Magazine January 2003
  • June 2003 Superman Is Dead “MTV Exclusive Artist of the Month”
  • Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album
  • 2003, MTV Award “Most Favorite New Artist”
  • 2003, AMI Award “The Best New Artist”
  • 2004, SCTV Music Awards “The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category” for Kuta Rock City Album
  • 2006, AMI Awards “The Best Rock Album Nominee” for Black Market Love Album
  • 2006, “Superman Is Dead The Best Local Band” The Beat Awards.
  • 20 the best Indonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones Magazine Januari 2007
  • 150 the Best Indonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, Special Collectors’ Edition Desember 2007.
  • 50 Hype Things in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.
  • Trax Music & Attitude Magazine Edition Januari 2008.

SEJARAH THE RAMONES

ramones2.jpg
Dibentuk tahun 1974,dari Forest Hills,New York. Awalnya, Ramones mulai ngeband cuman dengan 3 orang, tepatnya Joey Ramone (lead Guitar), Dee Dee Ramone (bass), serta Tommy Ramone (dram). Dibentuk maret 1974, band ini langsung memperoleh perhatian bagi skema rock setempat pada bulan agustus, Ramones langsung manggung ke seluruh pelosok New York.
Saking bersilaunya Ramones, dalam waktu yang cuman 1 tahun, mereka langsung dikontrak ama Sire Records dan berkesempatan nongol atau manggung di TV, yaitu Radio City Studios. 1976, muncul album pertama mereka:”Ramones” menghadirkan musik yang bener2 seger dan berbeda dari musik2 lain yang bertebaran di zamanya maklum, Ramones sendiri sebenernya adalah salah satu pendiri genre musik punk bareng Sex Pistols.
Ramones sempet juga masuk di Spin Megazine, sang editor di majalah itu, Alan Chief bilang gini:”they would be the first ones to say that without The Ramones the whole punk movement never would have happened” tuh, hebat kan.
Album kedua dari The Ramones menyusul di 1977 “leave Home”, Ramones langsung tancep gas tur ke Eropa antara lain; Finlandia,London,trus mampir dan ngluncurin album “rocket to russia” di akhir 1977. Sayangnya. Tommy mutusin buat ninggalin Band, walaupun keluar dari band, Tommy tetep jadi produser The Ramones. Buat ngegantiinya, direkrutlah Mark Bell, mantan personel Richard’s Hells VoiVods”. Bareng Mark, lahirlah album Live legendaris kepunyaan The Ramones:”Its Alive”(album live dari konser mereka di London”.
Di akhir dekade menuju 1980, The Ramones mulai rekaman lagi, kali ini mereka rekaman dalam 5 studio yang berbeda! dan dari 5 studio itu, nongollah “Pleasant Dreams” sebuah album yang isinya sarat akan kritik2 sosial.
Di saat Joey ama Jhonny dalam kedaan nggak fit, MArk keluar dari band dan di re-placed ama Richard Beau, ex personel Velveteen dan ngrampungin album “Too Tough To Die”(1984).
Pas presiden Amrik(Ronald Reagan) ngunjungin pemakaman perang Nazi dan menimbulkan kontroversi, The Ramones ngluncurin lagu2 yang berisi protes mereka atas kunjungan tersebut(Animal Boy-klo ga salah lho… tolong kasih tau klo ada yang tau).
Menyusul album2 sebelumnya, muncul “Halfway To Sanity” di 1987, trus ada lagi album kompilasi “Ramonesmania” (1988) yang berisi 30 lagu terbaik The Ramones.
Richie-pun hengkang dan Mark balik lagi reunian dengan bergabung lagi ke bandnya. Bareng personil lamanya itu, Ramones ngluncurin “Brain Drain”(1989) salah satu lagu dari album tersebut jadi judul filmnya Stephen King. Lagi2 ada personil yang hengkang, kini Dee Dee yang minggat, beralih aliran ke Rap(suck!) yang berjuluk “Dee Dee King”. Dipilihlah Christopher Ward buat ngegantiin.
Cuman sekedar informasi, Ramones juga punya album Live lainya yang berjudul:”Loco Live”(direkam di barcelona). Ramones juga sempet nongol di serial kartun legenderis The Simpsons.
Album2 lain The Ramones antara lain; “Mondo Bizzaro”(1992), “Acid Eaters”(ga disebutin taon-nya, ada yang tau?), dan terakhir “Adios Amigos”(1995). Ada juga “Greatest Hits Live” yang berisi lagu R.A.M.O.N.E.S. dan Any Way You Want It.
1996, tiap2 personel udah sibuk ama side-jobnya sendiri2 Marky punya band baru yang namanya “Marky Ramone and Intruder” ama “Marky Groups”, Dee Dee juga udah punya(banyak) album solo, Joey pun juga pengin nyusul punya album solo tapi sayangnya keburu meninggal.
Meninggalnya Joey Ramone (15 april 2001) lumayan dramatik juga….. Joey meninggal di rumah sakit di New York setelah berminggu2 menjalani perawatan kanker, pas moment terakhir sebelum meninggal, Joey yang ditemenin ama keluarganya sempet ndengerin lagunya U2:”In A Little While”….
Kematian Joey kemudian disusul oleh pertnernya, Dee Dee, dan bassis Ramonespun diisi sama Edgar Ramone, salah satu bassis dengan skill terbaik. Tapi mungkin DeeDee emang ga bisa lepas dari Ramones sampai2 Edgar bilang sendiri:
“Deedee will always live. And he can never be replaced. NEVER!”